Senin, 17 Februari 2014

Sanjungan dan Pajangan

gambar diambil dari google


Orang yang hidupnya terbiasa dengan sanjungan tidak akan mau mendengar kata-kata jujur atau kritikan. Sama seperti orang yang terbiasa dengan makanan manis tidak akan tahan dengan yang hambar apalagi yang pahit.

Sanjungan telah menutupi mata untuk melihat kenyataan diri kita yang sebenarnya. Akibatnya kita akan hidup dalam ketidak tahuan dan kebohongan diri.

Sanjungan juga membuat jiwa lemah; tak kuat menerima tantangan dan kesulitan hidup. Sedikit kegagalan atau rintangan sudah membuat frustrasi.

Sanjungan membuat kita sombong dan takabur. Membuat kita merasa diri perfect dan meremehkan orang lain.
Hidup selalu mengajarkan dua hal; keberhasilan dan kegagalan, kebahagiaan dan penderitaan. Hidup mengajarkan realita bukan kata-kata indah yang menyenangkan….

Orang yang hidup dalam kemudahan, banyak dukungan, sukses tanpa perjuangan, adalah orang yang tidak beruntung. Sebab ia tidak akan pernah memahami Hakekat hidup bahagia dan sukses yang sebenarnya.

Ia tidak pernah mengalami gemblengan kepribadian, tempahan jiwa dan pengembangan kearifan. Ia tidak bebeda dengan bunga pajangan dalam ruang tamu mewah, yang tidak pernah tahu hukum alam lingkungan hidup yang sebenarnya.

Orang yang yang hidup dalam kesenangan dan kemudahan, tak pernah tahu arti perjuangan; Tak pernah memahami kebahagiaan dibalik kerja keras; hikmat dibalik setiap tetesan keringat dan air mata; sukacita dibalik semangat tahan derita; kemuliaan dalam kesabaran dan kerendahan hati.

Kita butuh hidup dalam realita bukan dalam sanjungan… Kesenangan dan kemudahan tidak mengajarkan nilai positif apapun kecuali kesombongan, angkuh, kekanak-kanakan, cengeng, lemah dan rapuh.
Hidup adalah pembelajaran. Dan kita belajar dari penderitaan dan kesulitan, bukan dari kesenangan dan kemudahan. Salam kebajikan

0 komentar:

Posting Komentar

WENTI MUHARISA KERRY © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute